Rain drop keeps falling on my head. It falls everyday telling me to write something or whatever I can write about. Well, I have decided to see the world in a more old-fashioned way and touch on our common, humble, unique, and heroic sensitivities that define the sorrow and happiness of our existence.
Friday, January 9, 2009
Kelolaan budi..waging a lonely battle..
Dari dulu sampai sekarang,begitulah ceritanya. Walau hebat berkata, mengajak ke titian jaya, laongan demi laongan, gegak gempita hingga ke senja, apa yang terangkat hanya mertabat diri sendiri. Usah ditunggu,usah ditangisi, tiada siapa nan datang dan mengenang kerana sibuk tak tentuan masa dan hala. Tidak mengapa kalau pahala dicari.Tekun menanti dan mengharap, terjauh juga dari pengertian yang asli. Tsunami kasih ditulis, harapan gunung meninggi. Allah yang Maha Besar lagi Mengetahui,Tsunami besar tiba membasuh bumi. Ku bangun dari tidur, maka baru ternampak kehidupan dan kelolaan budi. Tapi hanya seketika..mungkin satu kejutan baru akan menimpa..bila ye..?
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
3 comments:
indah btl diri berbicara, segala apa yang diberi akan digunakan segalanya...
great..
apa yang dilihat, apa yang diperkata, berbeza dari apa yang kita kenali.. xkenal maka xcinta. nampak kosong bila berbicara tapi ada rahsia penyampaian yang amat bermakna. setiap apa diperkata bukan untuk saja2 tapi ada rahsia peningkatan diri diperturunkan. ilmu didada xkedekut diperkongsikan semoga hidup prof lebih dipermudah dan dipanjangkan. thanx a lot my luvly dad.. ;b
Post a Comment