Rain drop keeps falling on my head. It falls everyday telling me to write something or whatever I can write about. Well, I have decided to see the world in a more old-fashioned way and touch on our common, humble, unique, and heroic sensitivities that define the sorrow and happiness of our existence.
Monday, March 12, 2012
di saat bersendirian...
It has been a while since I have a clear definition on social and culture. Istilah sosial membawa soal kehidupan yang berteman, terdekat dan yang mudah terasa. Culture pula membawa erti soal sosial yang jauh dan tidak sangat terlekat rasa dan perasaan kerana kebiasaan. Bukan soal berteman, tetapi culture adalah soal memiliki taman bersama, kehidupan yang indah dan diterima nilainya. Ringkasnya, sosial adalah persoalan hidup harian ada penamat dan menuju ke kubur. Culture pula adalah soal hidup yang berpanjangan, tidak ada akhirnya tetapi menuju ke hari kiamat. Jadi jika diberi contoh kereta, ianya mungkin soal sosial, dan boleh juga di lihat dari segi culture. Walauapapun, soal culture dan sosial akan dengan sendirinya tenggelam jika kita berada dalam situsasi bersendirian.Ianya akan mengetepikan soal sosial dan akan juga mengetepikan soal culture. Di saat saat itulah kita perlu muhasabah diri. Di saat saat itulah kita terfikir soal agama. Siapa kita? Adakah soal sosial itu benar? Dan adakah soal culture itu benar? Allah Yang Maha Besar. Mohonlah petunjuk. Mohonlah keampunan. Bersyukurlah. Allahuakbar.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment